Studi Karakteristik Alterasi Hidrotermal Batuan Vulkanik Berdasarkan Analisis Petrografi Formasi Hulusimpang Daerah Margodadi dan Sekitarnya, Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung

Tiara Sukmawati, Endang Wiwik Dyah Hastuti

Abstract


Penelitian dilakukan di Daerah desa Margodadi dan Sekitarnya, Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung dengan skala 1: 10.000. Penelitian mengenai alterasi hidrotermal batuan vulkanik Formasi Hulusimpang bertujuan untuk menentukan karakteristik, intensitas, dan zona alterasi berdasarkan kehadiran mineral alterasi. Penelitian ini difokuskan pada analisis batuan menggunakan metode pengamatan permukaan dan analisis petrografi. Hasil analisis didapat satuan batuan andesit dengan intensitas alterasi lemah dengan himpunan mineral alterasi berupa epidot-klorit-serisit. Satuan breksi gunung api fragmen andesit dengan intesitas alterasi kuat djumpai himpunan mineral sekunder berupa epidot-klorit-serisit-kuarsa sekunder-opaq-oksida besi. Satuan batuan tuf dengan intensitas alterasi lemah-sedang dijumpai himpunan mineral sekunder berupa biotit sekunder-serisit-mineral lempung(illite). Paragenesa terbentuknya mineral alterasi terbagi menjadi tiga stage. Pada stage I ditemukan kehadiran himpunan mineral berupa epidot,-klorit termasuk kedalam zona alterasi propilitik. Pada stage II terdapat mineral berupa serisit termasuk kedalam zona alterasi filik. Pada tahapan terakhir yaitu stage III dijumpai kehadiran himpunan mineral berupa kuarsa-serisit-illite termasuk kedalam zona alterasi filik.

Full Text:

PDF

References


Andi Mangga, S. A. (1994). The Geology of the Tanjungkarang Quadrangle (1110), Sumatra. Scale 1:250 000. Bandung: Geological Research and Development Centre.

Browne, P., 1989. Hydrothermal Alteration and Geothermal Systems. Auckland: Geothermal Institute (Unpublished).

Fossen, H. (2010). Structural Geology. New York: Cambridge University Press.

G.J. Corbett dan Leach, T., 2008. Influence of magmatic arc geothermal systems on porphyry-epithermal Au-Cu-Ag exploration models: Alteration Hydrothermal, Australia: PO Box 282, Willoughby

Hedenquist, d., 1995. Epithermal Gold Deposits : Styles, Characteristics And Exploration. Society of Economic Geologists Newsletter 23, pp. hal. 1-13.

Hugget, R. J. (2007). Fundamentals of Geomorphology. Advances in neonatalcare : Official Journal of The National Association of Neonatal Nurses (Vol.11). https://doi.org/10.1177/0192623310385829

Pettijohn, F. (1975). Sedimentary Rocks. New York: Harper and Row.

Pirajno, Franco. 1992. Hydrothermal Processes and Mineral System. Springer: Australia

Rickard, M. (1972). Fault Classification – Discussion. Geological Society of America, Bulletin, v. 83, pp. 2545–2546.

Pulunggono, A., Haryo, S., & Kosuma, C. (1992). Pre Tertiary And Tertiary Fault Systems As A Framework Of The South Sumatra Basin; A Study Of Sar-Maps. Bulletin of Proceedings Indonesian Petroleum Associations, 21.

Streckeisen, A. (1974). Classification and Nomenclature of Plutonic Rocks, Reccomendation of the IUGS Subcommision on the Systematic of Igneous Rock., (hal. v.63 773-785).




DOI: https://doi.org/10.56064/jps.v25i3.880

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


   

  

 

 

Creative Commons License

Jurnal Penelitian Sains (JPS) Published by UP2M, Faculty of Mathematic and Natural Science Sriwijaya University is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.

 

View My Stats