Paleosalinitas Batupasir gampingan, Batulempung, dan Ba-tupasir Formasi Lemau Dengan Metode Analisa Klaster, Daerah Muara Simpur Dan Sekitarnya, Kecamatan Ulu Talo, Kabupaten Seluma, Bengkulu.

Innaka Putricia, Harnani Harnani

Abstract


Foraminifera merupakan organisme yang hidup secara akuatik, uniseluler, memiliki satu atau lebih kamar-kamar yang terpisah satu sama lainnya yang dipisahkan oleh sekat-sekat (septa) yang ditembusi oleh lubang-lubang halus (foramen). Penelitian bertujuan untuk menentukan paleosalinitas berdasarkan kelimpahan foraminifera bentonik kecil pada Sampel batuan formasi Lemau di Daerah Muara Simpur dan sekitarnya, Bengkulu. Data sampel yang digunakan sebanyak 6 sampel batuan sedimen dari hasil penelitian lapangan yang dilakukan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis kuantitatif berdasarkan dengan kumpulan kelimpahan foraminifera bentonik kecil dengan menghitung jumlah individu serta genus setiap sampel dan genus dominansi terpilih. Hasil penelitian menyatakan bahwa paleosalinitas daerah penelitian relatif berada pada kondisi salinitas air normal 32-40% namum sempat berubah dalam kondisi salinitas rendah < 32%. Perubahan paleosalinitas pada kala pengendapan Formasi  Lemau dapat diakibatkan oleh faktor perbedaan kedalaman, perubahan muka air laut, serta kondisi iklim dan kondisi tektonik Indonesia.


Full Text:

PDF

References


Amin, T.C., Kusnama, Rustandi, E. & Gafoer, S., 1993, Geologi Lembar Manna & Enggano, Sumatra: Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi : Bandung, Jawa Barat.

Barker, R. Wright, 1960, Taxonomic Notes Society of Economic Paleontologists and Mineralogist, Tulsa : Oklahoma, U.S.A.

Blow, W.H., 1969, Late Middle Eocene to Recent planktonic foraminiferal biostratigraphy, In Bronnimann, P. and H.H. Renz (eds.) Proc. of the 1st Internat. Conf. on Plank. Microfossil. Leiden: E.J. Brill, v. 1, p.199-422.

Geospasial, B. I. (2018). Rupa Bumi Indonesia Kab Seluma Skala 1:50.000. Retrieved from https://www.tanahair.indonesia.go.id/portal-web

Howles, Jr., 1986, Structural and stratigraphic evolution of the Southwest Sumatran Bengkulu Shelf: Proceedings Indonesian Petroleum Association, 15th Annual Convention, p.215-243

Lisle, R., Brabham, P., & dan Barnes, J. (n.d.). Basic Geological Mapping. 5th edn. United Kingdom: Wiley-Blackwell.

Pettijohn, F. (1975). Sedimentary Rocks. 3rd ed. New York: Harper & Row Publishing. Pulunggono, A., Haryo, A., & & Kosuma, C. (1992). Pre-Tertiary and Tertiary Fault System As a Framework of The South Sumatera Basin; A Study of SAR MAP. Indonesian Petroleum Association, s.1.

Rani, I., Lia, J., & Winantris. 2022. Paleosalinitas Berdasarkan Kelimpahan Foraminifera Bentonik Kecil Pada Core JPA 07-04 Di Perairan Jepara, Jawa Tengah. Bulletin of Scientific Contribution GEOLOGY, Vol; 20, 121-126.

Sakilla, G., Winantris., & Lia, J. 2023. Paleoenvironment of the Miocene Lemau Formation Based on the Palynology Analysis in Seluma, Bengkulu. Jambura Geoscience Review, 5(1), 33-41.

Saraswati, Pratul Kumar., Srinivasan, M.S., 2015. Micropaleontology : Principles and Applications, Springer Cham Heidelberg. Newyork Dordrecht London

Wentworth, C. (1992). Scale of Grade and Class Term for Clastic Sediment. The Journal of Geology, Volume 30(5), 377-392.

Yulihanto, B., Siturnorang,B., Nunljajadi,A. and Sain, B., 1995. Structural analysis of the onshore Bengkulu Fore arc Basin and its implication for future hydrocarbon exploration activity: Proceedings Indonesian Petroleum Association, 24th Annual Convention, p.85-96.




DOI: https://doi.org/10.56064/jps.v26i2.982

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


   

  

 

 

Creative Commons License

Jurnal Penelitian Sains (JPS) Published by UP2M, Faculty of Mathematic and Natural Science Sriwijaya University is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.

 

View My Stats